1.PROSES PERLAPISAN BUMI
— TAHAP I : tahap pd saat bumi merupakan planet yg homogen atau belum terjadi diferensiasi & zonafikasi.
—
TAHAP II : proses diferensiasi, yaitu material besi yg lebih berat
tenggelam menuju pusat bumi & material yg lebih ringan bergerak ke
permukaan.
—
TAHAP II : proses zonafikasi, tahap dimana bumi terbagi menjadi
beberapa zona atau lapisan, yaitu inti besi yg padat, inti besi yg cair,
mantel bagian bawah, zona transisi, astenosfer yg cair &
litosfer (kerak benua & samudera).
Perlapisan BUMI
TEORI PERKEMBANGAN MUKA BUMI, MELIPUTI:
— TEORI KONTRAKSI
— TEORI APUNGAN BENUA (CONTINENTAL DRIFT)
— TEORI LAURASIA GONDWANA
— TEORI KONVEKSI
— TEORI PERGESERAN DASAR LAUT
— TEORI LEMPENG TEKTONIK
1. TEORI KONTRAKSI
— Teori ini dikemukakan oleh James Dana & Elie De Baumant.
—
Teori ini menyatakan bahwa kerak bumi mengalami pengerutan karena
proses pendinginan di bagian dalam bumi akibat konduksi panas.
— Pengerutan-pengerutan itu mengakibatkan bumi menjadi tidak rata.
2. TEORI APUNGAN BENUA (CONTINENTAL DRIFT)
— Teori ini dikemukakan oleh Alfred Lothar Wegener (1912).
—
Menurut Wegener, dipermukaan bumi pd awalnya hanya terdapat sebuah
benua besar (Pangea) & sebuah samudera yg luas (Tethys Ocean).
— Benua tersebut kemudian bergeser secara perlahan ke arah ekuator & barat hingga mencapai posisi seperti sekarang.
GAMBAR APUNGAN BENUA
3. TEORI LAURASIA - GONDWANA
— Teori ini dikemukakan oleh E. Zuess & Frank B. Taylor (1910).
— Mereka menyatakan bahwa pd mulanya hanya terdapat dua benua besar di bumi (Laurasia & Gondwana).
—
Kedua benua tesebut kemudian bergerak perlahan ke arah ekuator
sehingga terpecah-pecah membentuk benua-benua yg tampak seperti
sekarang.
BUKTI TEORI LAURASIA-GONDWANA
4. TEORI ARUS KONVEKSI
— Teori ini dikemukakan oleh Harry Hess (1923).
— Teori ini menyatakan bahwa terjadi aliran konveksi ke arah vertikal di dalam lapisan astenosfer yg agak kental.
— Aliran konveksi yg merambat ke dalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak.
— Gerak aliran dari dalam tersebut mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata.
ARUS KONVEKSI
5. TEORI PERGESERAN DASAR SAMUDERA
— Teori ini dikemukakan oleh Robert Diezt.
— Merupakan hasil pengembangan dari teori Konveksi.
—
Penelitian topografi dasar laut menemukan bukti-bukti tentang
terjadinya pergeseran dasar laut dari arah punggung dasar ke kedua
sisinya.
PERGESERAN DASAR SAMUDERA
6. TEORI LEMPENG TEKTONIK
— Teori ini dikemukakan oleh Mc. Kenzie & Robert Parker .
— Merupakan penyempurnaan dari teori-teori sebelumnya.
—
Teori ini menyatakan bahwa kerak bumi & litosfer yg mengapung di
atas astenosfer dianggap satu lempeng yg saling berhubungan.
—
Aliran arus konveksi yg keluar dari punggung laut menyebar ke kedua
sisinya, sedangkan bagian lainnya akan masuk kembali ke dalam &
bercampur dgn materi di lapisan itu.
— Daerah tempat masuknya materi tersebut merupakan patahan yg ditandai dgn adanya palung laut & pulau vulkanis.
LEMPENG-LEMPENG DI BUMI
Pada saat ini di permukaan bumi terdapat 6 lempeng utama, yaitu :
1. Lempeng Eurasia, wilayahnya meliput Eropa, Asia, dan daerah pinggirannya termasuk Indonesia.
2. Lempeng Amerika, wilayahnya meliputi Amerika Utara, Amerika Selatan, dan setengah bagian barat Lautan Atlantik.
3. Lempeng Afrika, wilayahnya meliputi Afrika, setengah bagian timur Lautan Atlantik, dan barat laut Lautan Hindia.
4. Lempeng Pasifik, wilayahnya meliputi seluruh lempeng di Lautan Pasifik.
5. Lempeng Indo-Australia, wilayanhnya meliputi lempeng Lautan Hindia serta sub kontinen India dan Australia bagian barat.
6. Lempeng Antartika, wilayahnya meliputi kontinen Antartika dan lempeng Lautan Antartika.
GAMBAR LEMPENG TEKTONIK
06.32 |
TEORI PEMBENTUKAN MUKA BUMI
06.16 |

Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.
Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan
mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Posisi media pembelajaran.
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan
berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi
yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran.
Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran
sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara
optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem
pembelajaran
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang
fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan, penggunaan media pembelajaran
seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman, yang membutuhkan
media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan
“audio-visual”.
Ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya :
- Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
- Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
- Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
- Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang menentukan hasil belajar. Ternyata keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2)
cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan. Dengan
demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga
faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam media pembelajaran tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.
Tujuan menggunakan media pembelajaran :
Ada beberapa tujuan menggunakan media pembelajaran, diantaranya yaitu :
- mempermudah proses belajar-mengajar
- meningkatkan efisiensi belajar-mengajar
- menjaga relevansi dengan tujuan belajar
- membantu konsentrasi mahasiswa
- Menurut Gagne : Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar
- Menurut Briggs : Wahana fisik yang mengandung materi instruksional
- Menurut Schramm : Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional
- Menurut Y. Miarso : Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa
Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu dalam pembelajaran.
Kalau sampai hari ini masih ada guru yang belum menggunakan media, itu
hanya perlu satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam memilih media pembelajaran,
perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing.
Dengan perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada.
Terserah kepada guru bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat
dilihat dari isi, penjelasan pesan dan karakteristik siswa untuk
menentukan media pembelajaran tersebut.
06.40 |
Pembagian Iklim Dunia
Pembagian Iklim
Tentunya Anda masih ingat apa yang dimaksud dengan iklim. Coba sebutkan kembali pengertian iklim! Iklim di suatu daerah berkaitan erat dengan letak garis lintang dan ketinggiannya di muka bumi. Berdasarkan letak garis lintang dan ketinggian tersebut, maka iklim dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu iklim matahari dan iklim fisis.
Tentunya Anda masih ingat apa yang dimaksud dengan iklim. Coba sebutkan kembali pengertian iklim! Iklim di suatu daerah berkaitan erat dengan letak garis lintang dan ketinggiannya di muka bumi. Berdasarkan letak garis lintang dan ketinggian tersebut, maka iklim dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu iklim matahari dan iklim fisis.
a. |
Iklim Matahari
Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pembagiannya dapat Anda perhatikan pada gambar 24 berikut.
Untuk lebih memperdalam pemahaman
tentang pembagian iklim matahari tersebut di atas dapat Anda
pelajari pada uraian berikut.
| ||||||||||||||||||||||||||||||
b. |
Iklim Fisis
Apa yang dimaksud dengan iklim fisis. Iklim fisis adalah menurut keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan.
Iklim
fisis dapat dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim
dataran tinggi, iklim gunung/pegunungan dan iklim musim (muson).
Selain pembagian iklim menurut
letak garis lintang dan ketinggian tempat, berikut ini akan
diuraikan tentang pembagian iklim menurut beberapa para ahli
antara lain:
|
Dampak gerhana matahari
Dampak gerhana matahari – Proses terjadinya gerhana matahari jika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.
Jenis gerhana matahari
- Gerhana Matahari total
Terjadi gerhana matahari total apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari. - Gerhana Matahari sebagian
Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan. - Gerhana Matahari cincin
Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.
- pengaruh air pasang di belahan bumi yang terkena sinar matahari, begitu sebaliknya surut di belahan bumi yang tidak terkena sinar matahari karena posisi matahari bulan dan bumi berada satu garis lurus daya grafitasi akan makin tinggi.
- gerhana dapat menurunkan suhu dalam radius bayangannya sebanyak 5 derajat Fahrenheit (sekitar 3 derajat Celcius).
06.11 |
Geografi
Geografi adalah ilmu
yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi)
keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo ("Bumi") dan graphein ("menulis", atau "menjelaskan").
Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subjek ini, yang terkenal adalah Geographia tulisan Klaudios Ptolemaios (abad kedua).
Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta.
Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi
juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan
dengan "lokasi pada ruang." Geografi mempelajari hal ini, baik yang
disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang
disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.
Pengertian menurut para ahli
- Erastothenes (Abad ke-1)
- Geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi
- Claudius Ptolomaeus
- Geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi
- Ullman (1954)
- Geografi adalah interaksi antar ruang.
- Strabo (1970)
- Geografi erat kaitannya dengan faktor lokasi, karakterisitik tertentu dan hubungan antar wilayah secara keseluruhan. Pendapat ini kemuadian disebut konsep Natural Atrribut of Place
- Rifhi Siddiq
- Geografi adalah suatu disiplin ilmu yang mencakup segala fenomena yang terjadi di permukaan bumi, seba dan akibatnya, hubungannya dengan interaksi manusia dan menganalisanya dengan memperhatikan keterkaitan, penggambaran, serta distribusi fenomena-fenomena tersebut
- Ekblaw dan Mulkerne
- Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati
- Paul Vidal de La Blance
- Geografi adalah studi tentang kualitas negara-negara, di mana penentuan suatu kehidupan tergantung bagaimana manusia mengelola alam ini
- Prof. Bintarto (1981)
- Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan.
- Hasil seminar dan lokakarya di Semarang (1988)
- Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
- Von Rithoffen
- Geografi adalah studi tentang gejala dan sifat-sifat permukaan bumi serta penduduknya yang disusun berdasarkan letaknya, dan mencoba menjelaskan hubungan timbal balik antara gejala-gejala dan sifat tersebut.
Konsep
- Konsep Lokasi
agus abusi Konsep lokasi adalah konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer. Konsep lokasi dibagi atas:
- Konsep Jarak
Dalam kehidupan sosial ekonomi, jarak memiliki arti penting. Dalam geografi jarak dapat diukur dengan dua cara, yaitu jarak geometrik dinyatakan dalam satuan panjang kilometer dan jarak waktu yang diukur dengan satuan waktu (jarak tempuh).
- Konsep Keterjangkauan
Sulit atau mudahnya suatu lokasi untuk dapat dijangkau dipengaruhi
oleh lokasi, jarak dan kondisi tempat. Contoh: Surabaya–Jakarta bisa
ditempuh dengan bus atau pesawat.
- Konsep Pola
Pola merupakan tatanan geometris yang beraturan. Contoh, penerapan
konsep pola adalah pola permukiman penduduk yang memanjang mengikuti jalan raya atau sungai.
- Konsep Geomorfologi
Geomorfologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi. Ilmu
geografi tidak terlepas dari bentuk-bentuk permukaan bumi, seperti
pegunungan, perbukitan, lembah dan dataran. Hal inilah yang menyebabkan
permukaan bumi merupakan objek studi geografi.
- Konsep Aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecenderungan pengelompokan suatu gejala yang
terkait dengan aktivitas manusia. Misalnya pengelompokan kawasan
industri, pusat perdagangan dan daerah pemukiman.
- Konsep Nilai Kegunaan
Manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk
hidup, tidak akan sama pada semua orang. Nilai kegunaan pun bersifat
relatif. Misalnya pantai mempunyai nilai kegunaan yang tinggi sebagai
tempat rekreasi bagi warga kota yang selalu hidup dalam keramaian,
kebisingan dan kesibukan.
- Konsep Interaksi Interdependensi
Interaksi merupakan terjadinya hubungan yang saling mempengaruhi
antara suatu gejala dengan gejala lainnya. Contohnya adalah perbedaan
kondisi antara daerah pedesaan dan perkotaan yang kemudian dapat
menimbulkan suatu kegiatan interaksi seperti halnya penyaluran kebutuhan
pangan, arus urbanisasi maupun alih teknologi.
- Konsep Diferensiasi Area
Fenomena yang berbeda antara tempat yang satu dengan yang lain. Contoh: Areal pedesaan khas dan corak persawahan.
- Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan antara suatu fenomena dengan fenomena lainnya merupakan
suatu keterkaitan keruangan. Misalnya hubungan antara kemiringan lereng
di suatu wilayah dengan ketebalan lapisan tanah serta hubungan antara daerah kapur dengan kesulitan air.
Pendekatan
- Pendekatan Spasial (Keruangan)
Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi
karena merupakan studi tentang keragaman ruang muka bumi dengan menelaah
masing-masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang muka bumi
meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya
masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli
geografi sangat memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran),
interelasi serta interaksinya. Salah satu contoh pendekatan keruangan
tersebut adalah sebidang tanah yang harganya mahal karena tanahnya subur
dan terletak di pinggir jalan. Pada contoh tersebut, yang pertama
adalah menilai tanah berdasarkan produktivitas pertanian, sedangkan yang
kedua menilai tanah berdasarkan nilai ruangnya yaitu letak yang
strategis.
- Pendekatan Ekologi (Lingkungan)
Pendekatan lingkungan didasarkan pada salah satu prinsip dalam
disiplin ilmu biologi, yaitu interelasi yang menonjol antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Di dalam analisis lingkungan geografi
menelaah gejala interaksi dan interelasi antara komponen fisikal
(alamiah) dengan nonfisik (sosial). Pendekatan ekologi melakukan
analisis dengan melihat perubahan komponen biotik dan abiotik dalam
keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Misalnya, suatu padang rumput yang
ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan rumput akan menyebabkan
terjadinya perubahan lahan dan kompetisi penghuninya.
- Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)
Analisis kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan di muka bumi
dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari
masing-masing wilayah secara komprehensif. Contohnya, wilayah kutub
tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan wilayah
khatulistiwa.[1]
Prinsip dasar
Ada 4 prinsip utama dalam menganalisis gejala geosfer.
- Prinsip persebaran, artinya persebaran bentang alam di permukaan bumi tidak merata sehingga setiap wilayah akan berbeda dengan wilayah lain. Contohnya persebaran jumlah transmigran di Indonesia tidak merata, ada suatu wilayah yang jumlahnya besar dibandingkan dengan yang lain sesuai dengan luas wilayahnya.
- Prinsip interelasi, artinya fenomena geosfer yang satu mempunyai hubungan dengan fenomena geosfer yang lain, gejala yang satu berkaitan dengan gejala yang lain. Contohnya sebagian besar penduduk desa bermata pencaharian sebagai petani karena masih tersedianya lahan untuk digarap.
- Prinsip deskripsi, artinya untuk menggambarkan fenomena geosfer memerlukan deskripsi, melalui tulisan, tabel, gambar atau grafik. Contohnya peta persebaran lempeng tektonik di dunia.
- Prinsip korologi, artinya dengan menganalisis suatu wilayah berdasarkan ketiga prinsip sebelumnya maka suatu wilayah akan mempunyai karakteristik tertentu. Prinsip ini merupakan simbol dari geografi modern. Contohnya suhu udara di perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan. Hal ini disebabkan salah satunya karena banyaknya sinar matahari yang dipantulkan oleh bangunan-bangunan yang ada di perkotaan.
Prinsip pemetaan
Peta dunia Ptolemy yang disusun kembali dari Geographia Ptolemeus
(sekitar 150) di abad ke-15, mengindikasikan "Sinae" (Cina) di ekstrem
kanan, luar pulau "Taprobane" (Sri Lanka, besar) dan "Aurea Chersonesus"
(Asia Tenggara)
Ptolemeus juga merancang dan menyediakan petunjuk tentang cara membuat peta dunia yang dihuni (oikoumenè)
dan provinsi Romawi. Pada bagian kedua dari buku Geographia ia
memberikan daftar topografi yang diperlukan, dan keterangan untuk peta.
Oikoumenè Nya membentang 180 derajat garis bujur dari kepulauan Canary
di Samudra Atlantik ke Cina, dan sekitar 80 derajat lintang dari Arktik,
India timur sampai jauh ke Afrika; Ptolemeus menyadari bahwa ia
mengetahui hanya seperempat dari seluruh dunia .
Sejarah
Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi, dengan pemikir utamanya Thales dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle, Dicaearchus dari Messana, Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi
memberi sumbangan pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri
dan menambahkan teknik baru. Salah satu tekniknya adalah periplus,
deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa
dilihat pelaut di lepas pantai; contoh pertamanya adalah Hanno sang Navigator
dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, keduanya selamat di
laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut
Merah dan Teluk Persi.
Pada Zaman Pertengahan, bangsa Arab seperti al-Idrisi, Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun memelihara dan terus membangun warisan bangsa Yunani dan Romawi. Dengan perjalanan Marco Polo, geografi menyebar ke seluruh Eropa. Selama zaman Renaissance dan pada abad ke-16 dan 17 banyak perjalanan besar dilakukan untuk mencari landasan teoritis dan detail yang lebih akurat. Geographia Generalis oleh Bernhardus Varenius dan peta dunia Gerardus Mercator adalah contoh terbesar.
Setelah abad ke-18 geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap dan menjadi bagian dari kurikulum di universitas di Eropa (terutama di Paris dan Berlin), tetapi tidak di Inggris dimana geografi hanya diajarkan sebagai sub-disiplin dari ilmu lain. Salah satu karya besar zaman ini adalah Kosmos: sketsa deskripsi fisik Alam Semesta, oleh Alexander vom Humboldt.
Selama lebih dari dua abad kuantitas pengetahuan dan perangkat pembantu banyak ditemukan di Indonesia[rujukan?]. Terdapat hubungan yang kuat antara geografi dengan geologi dan botani, juga ekonomi, sosiologi dan demografi.
Di barat, selama abad ke-20, disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama: determinisme lingkungan, geografi regional, revolusi kuantitatif dan geografi kritis.
Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa
karakteristik manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya.
Penganut fanatik deteriminisme lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill Semple dan Ellsworth Huntington.
Hipotesis terkenalnya adalah "iklim yang panas menyebabkan masyarakat
di daerah tropis menjadi malas" dan "banyaknya perubahan pada tekanan
udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya lebih cerdas".
Ahli geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi itu
menjadi teori yang berpengaruh. Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini
banyak ditentang karena tidak mempunyai landasan dan terlalu mudahnya
membuat generalisasi (bahkan lebih sering memaksa). Determinisme
lingkungan banyak membuat malu geografer kontemporer, dan menyebabkan sikap skeptis di kalangan geografer dengan klaim alam adalah penyebab utama budaya (seperti teori Jared Diamond).
Geografi regional menegaskan kembali topik bahasan geografi pada
ruang dan tempat. Ahli geografi regional memfokuskan pada pengumpulan
informasi deskriptif tentang suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk
membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau region. Basis filosofi
kajian ini diperkenalkan oleh Richard Hartshorne.
Revolusi kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya
sebagai ilmu (sains), pada masa kebangkitan interes pada sains setelah
peluncuran Sputnik. Revolusioner kuantitatif, sering disebut "kadet
angkasa", menyatakan bahwa kegunaan geografi adalah untuk menguji
kesepakatan umum tentang pengaturan keruangan suatu fenomena. Mereka
mengadopsi filosofi positifisme dari ilmu alam dan dengan menggunakan matematika - terutama statistika - sebagai cara untuk menguji hipotesis. Revolusi kuantitatif merupakan landasan utama pengembangan Sistem Informasi Geografis.
Walaupun pendekatan positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal
yang penting dalam geografi, tetapi kemudian geografi kritis muncul
sebagai kritik atas positifisme. Yang pertama adalah munculnya geografi
manusia. Dengan latar belakang filosofi eksistensialisme dan fenomenologi, ahli geografi manusia (seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan pada peran manusia dan hubungannya dengan tempat.
Pengaruh lainnya adalah geografi marxis, yang menerapkan teori sosial Karl Marx
dan pengikutnya pada geografi fenomena. David Harvey dan Richard Peet
merupakan geografer marxis yang terkenal. Geografi feminis, seperti pada
namanya, menggunakan ide dari feminisme pada konteks geografis. Arus terakhir dari geografi kritis adalah geografi pos-modernis, yang mengambil ide teori pos-modernis dan pos-strukturalis untuk menjelajahi konstruksi sosial dari hubungan keruangan.
Metode
Hubungan keruangan merupakan kunci pada ilmu sinoptik ini, dan menggunakan peta sebagai perangkat utamanya. Kartografi klasik digabungkan dengan pendekatan analisis geografis yang lebih modern kemudian menghasilkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang berbasis komputer.
Geografer menggunakan empat pendekatan:
- Sistematis - Mengelompokkan pengetahuan geografis menjadi kategori yang kemudian dibahas secara global
- Regional - Mempelajari hubungan sistematis antara kategori untuk wilayah tertentu atau lokasi di atas planet.
- Deskriptif - Secara sederhana menjelaskan lokasi suatu masalah dan populasinya.
- Analitis - Menjawab kenapa ditemukan suatu masalah dan populasi tersebut pada wilayah geografis tertentu.
Cabang
Geografi fisik

Cabang ini memusatkan pada geografi sebagai ilmu bumi, menggunakan biologi untuk memahami pola flora dan fauna global, dan matematika dan fisika untuk memahami pergerakan bumi dan hubungannya dengan anggota tata surya yang lain. Termasuk juga di dalamnya ekologi muka bumi dan geografi lingkungan.
Topik terkait: atmosfer - kepulauan - benua - gurun - pulau - bentuk muka bumi - samudera - laut - sungai - danau - ekologi - iklim - tanah - geomorfologi - biogeografi - garis waktu geografi, paleontologi - paleogeografi - hidrologi.
Geografi manusia
Cabang geografi non-fisik juga disebut antropogeografi yang
fokus sebagai ilmu sosial, aspek non-fisik yang menyebabkan fenomena
dunia. Mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan wilayahnya dan
manusia lainnya, dan pada transformasi makroskopis bagaimana manusia
berperan di dunia. Bisa dibagi menjadi: geografi ekonomi, geografi
politik (termasuk geopolitik), geografi sosial (termasuk geografi kota),
geografi feminisme dan geografi militer.
Topik terkait: Negara-negara di dunia - negara - bangsa - negara bagian - perkumpulan individu - provinsi - kabupaten - kota - kecamatan
Geografi manusia-lingkungan
Selama masa determinisme lingkungan,
geografi bukan merupakan ilmu tentang hubungan keruangan, tetapi
tentang bagaimana manusia dan lingkungannya berinteraksi. Walaupun paham
determinisme lingkungan sudah tidak berkembang, masih ada tradisi kuat
di antara geografer untuk mengkaji hubungan antar manusia dengan alam.
Terdapat dua bidang pada geografi manusia-lingkungan: ekologi budaya dan politik
dan penelitian risiko-bencana. Karakter manusia yang harus memenuhi
kebutuhan hidupnya, maka harus melakukan penggunaan alam atau
eksploitasi alam guna terpenuhinya kebutuhan hidup.
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Cabang Geografi ini adalah cabang yang relatif baru. Dikembangkan
pada sekitar tahun 1980-an oleh para Geografiwan Eropa, terutama dari
Nederland. Saat kerjasama Universitas antar kedua negara dilakukan,
sejumlah ahli Geografi asal Belanda ikut serta dalam program
pencangkokan dosen di UGM. Hasilnya adalah lahirnya program studi baru
bernama Program Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah dan sekarang
lebih dikenal dengan Program Studi Pembangunan Wilayah. Sebelum berdiri
menjadi disiplin tersendiri yang memadukan Ilmu Geografi dengan Ilmu
Perencanaan Wilayah, proyek ini dikenal dengan nama Rural and Regional
Development Planning (RRDP). Selain itu dapat dijelaskan bahwa
perencanaan dan pengembangan wilayah dapat berkaitan dengan ilmu-ilmu
sosial terutama terkait dengan fenomena sosial yang terjadi di
masyarakat, sehingga sangat bersinggungan dengan konsep-konsep dan
teori-teori sosial yang ada.
Ekologi budaya dan politik
Ekologi budaya muncul sebagai hasil kerja Carl Sauer pada geografi dan pemikiran dalam antropologi. Ekologi budaya mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Ilmu keberlanjutan (sustainability) kemudian tumbuh dari tradisi ini. Ekologi poltik bangkit ketika beberapa geografer menggunakan aspek geografi kritis untuk melihat hubungan kekuatan alam dan bagaimana pengaruhnya terhadap manusia. Misalnya, studi yang berpengaruh oleh Micahel Watts berpendapat bahwa kelaparan di Sahel disebabkan oleh perubahan sistem politik dan ekonomi di wilayah itu sebagai hasil dari kolonialisme dan menyebarnya praktek kapitalisme.
Penelitian risiko-bencana
Penelitian pada bencana dimulai oleh Gilbert F. Withe,
yang mencoba memahami mengapa orang tinggal dataran banjir yang mudah
terkena bencana. Sejak itu, bidang ini berkembang menjadi multi disiplin
dengan mempelajari bencana alam (seperti gempa bumi) dan bencana teknologi (seperti kebocoran reaktor nuklir). Geografer yang mempelajari bencana tertarik pada dinamika bencana dan bagaimana manusia dan masyarakat menghadapinya.
Geografi sejarah
Cabang ini mencari penjelasan bagaimana budaya dari berbagai tempat
di bumi berkembang dan menjadi seperti sekarang. Studi tentang muka bumi
merupakan satu dari banyak kunci atas bidang ini - banyak disimpulkan
tentang pengaruh masyarakat dahulu pada lingkungan dan sekitarnya.
- Ada apa dibalik nama? Geografi sejarah dan kampus Berkeley
"Geografi Sejarah" tentu saja merupakan akibat timbal-balik dari
geografi dan sejarah. Tetapi di Amerika Serikat, mempunyai arti yang
yang lebih spesifik. Nama ini dikenalkan oleh Carl Ortwin Sauer dari Universitas California, Berkeley
dengan programnya mereorganisasi geografi budaya (beberapa orang
menyebutkan semua geografi) pada semua wilayah, dimulai pada awal abad
ke-20.
Bagi Sauer, muka bumi dan budaya di atasnya hanya bisa dipahami jika
mempelajari semua pengaruhnya (fisik, budaya, ekonomi, politik,
lingkungan) menurut sejarah. Sauer menekankan kajian wilayah sebagai
satu-satunya cara untuk mendapatkan kekhususan pada wilayah di atas
bumi.
Filosofi Sauer merupakan pembentuk utama pemikiran geografi di
Amerika pada pertengahan abad ke-20. Sampai sekarang kajian wilayah
masih menjadi bagian departemen geografi di kampus-kampus di AS. Tetapi
banyak geografer beranggapan ini akan membahayakan ilmu geografi itu
sendiri untuk jangka panjang: penyebabnya adalah terlalu banyak
pengumpulan data dan klasifikasi, sementara analisis dan penjelasannya
terlalu sedikit. Studi ini menjadi lebih spesifik pada wilayah sementara
geografer angkatan berikutnya berusaha mencari nama yang tepat untuk
ini. Mungkin ini yang menyebabkan krisis 1950-an pada geografi yang hampir menghancurkannya sebagai disiplin akademis.
Teknik geografis
Penginderaan Jauh
Penginderaan Jauh merupakan terjemahan dari istilah remote sensing, adalah ilmu, teknologi dan seni dalam memperoleh informasi mengenai objek atau fenomena di (dekat) permukaan bumi
tanpa kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji, melainkan
melalui media perekam objek atau fenomena yang memanfaatkan energi yang
berasal dari gelombang elektromagnetik dan mewujudkan hasil perekaman
tersebut dalam bentuk citra. Pengertian 'tanpa kontak langsung' di sini
dapat diartikan secara sempit dan luas. Secara sempit berarti bahwa
memang tidak ada kontak antara objek dengan analis, misalnya ketika data
citra satelit diproses dan ditransformasi menjadi peta distribusi
temperatur permukaan pada saat perekaman. Secara luas berarti bahwa
kontak dimungkinkan dalam bentuk aktivitas 'ground truth',
yaitu pengumpulan sampel lapangan untuk dijadikan dasar pemodelan
melalui interpolasi dan ekstrapolasi pada wilayah yang jauh lebih luas
dan pada kerincian yang lebih tinggi.
Pada awalnya penginderaan jauh kurang dipandang sebagai bagian dari geografi, dibandingkan kartografi.
Meskipun demikian, lambat laun disadari bahwa penginderaan jauh
merupakan satu-satunya alat utama dalam geografi yang mampu memberikan synoptic overview
--pandangan secara ringkas namun menyeluruh-- atas suatu wilayah
sebagai titik tolak kajian lebih lanjut. Penginderaan jauh juga mampu
menghasilkan berbagai macam informasi keruangan dalam konteks ekologis dan kewilayahan yang menjadi ciri kajian geografis. Di samping itu, dari sisi persentasenya, pendidikan penginderaan jauh di Amerika Serikat, Australia dan Eropa lebih banyak diberikan oleh bidang ilmu (departemen, 'school' atau fakultas) geografi.
Dari segi metode yang digunakan, dikenal metode penginderaan jauh manual atau visual dan metode penginderaan jauh digital. Penginderaan jauh manual memanfaatkan citra tercetak atau 'hardcopy' (foto udara, citra hasil pemindaian scanner di pesawat udara maupun satelit) melalui analisis dan interpretasi secara manual/visua]. Penginderaan jauh digital menggunakan citra dalam format digital, misalnya hasil pemotretan kamera
digital, hasil pemindaian foto udara yang sudha tercetak, dan hasil
pemindaian oleh sensor satelit, dan menganalisisnya dengan bantuan komputer. Baik metode manual maupun digital menghasilkan peta dan laporan. Peta hasil metode manual dapat dikonversi menjadi peta tematik digital melalui proses digitisasi (sering diistilahkan digitasi).
Metode manual kadangkala juga dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu melalui proses interpretasi di layar monitor (on-screen digitisation), yang langsung menurunkan peta digital. Metode analisis citra digital menurunkan peta tematik digital secara langsung. Peta-peta digital tersebutd dapat di-'lay out' dan dicetak untuk menjadi produk kartografis (disebut basis dat kartografis), namun dapat pula menjaid masukan (input) dalam suatu sistem informasi geografis sebagai basis data geografis. Peta-peta itu untuk selanjutnya menjaid titik toak para geografiwan dalam menjalankan kajian geografinya.
Kartografi
Kartografi atau pemetaan mempelajari representasi permukaan bumi dengan simbol abstrak. Bisa dibilang, tanpa banyak kontroversi,
kartografi merupakan penyebab meluasnya kajian geografi. Kebanyakan
geografer mengakui bahwa ketertarikan mereka pada geografi dimulai
ketika mereka terpesona oleh peta di masa kecil mereka. walaupun
subdisiplin ilmu geografi lainnya masih bergantung pada peta untuk
menampilkan hasil analisisnya, pembuatan peta itu sendiri masih terlalu abstrak untuk dianggap sebagai ilmu terpisah.
Kartografi berkembang dari kumpulan teknik menggambar menjadi bagian sebuah ilmu. Seorang kartografer harus memahami psikologi kognitif
dan ergonomi untuk membuat simbol apa yang cocok untuk mewakili
informasi tentang bumi yang bisa dimengerti orang lain secara efektif,
dan psikologi perilaku untuk memengaruhi pembaca memahami informasi yang dibuatnya. Mereka juga harus belajar geodesi dan matematika yang tidak sederhana untuk memahami bagaimana bentuk bumi berpengaruh pada penyimpangan atau distorsi dari proses proyeksi ke bidang datar.
Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis membahas masalah penyimpanan informasi tentang bumi dengan cara otomatis melalui komputer secara akurat secara informasi. Sebagai tambahan pada subdisiplin ilmu geografi lainnya, spesialis SIG harus mengerti ilmu komputer dan sistem database. SIG memacu revolusi kartografi sehingga sekarang hampir semua pembuatan peta dibuat dengan piranti lunak (software) SIG.
Metode kuantitatif geografi
Metode kuantitatif geografi
membahas metode numerik yang khas (atau paling tidak yang banyak
ditemukan) dalam geografi. Sebagai tambahan pada analisis keruangan,
anda mungkin akan menemukan analisis klaster, analisis diskriminan dan uji statistik non-parametris pada studi geografi.
Bidang Terkait
Perencanaan Kota dan Wilayah
Perencanaan kota dan wilayah
menggunakan ilmu geografi untuk membantu mempelajari bagaimana
membangun (atau tidak membangun) suatu lahan menurut kriteria tertentu,
misalnya keamanan, keindahan, kesempatan ekonomi, perlindungan cagar
alam tau cagar budaya, dsb. Perencanaan kota, baik kota kecil maupun
kota besar, atau perencanaan pedesaan mungkin bisa dianggap sebagai
geografi terapan walau mungkin terlihat lebih banyak seni dan pelajaran
sejarah. Beberapa masalah yang dihadapi para perencana wilayah di
antaranya adalah eksodus masyarakat desa dan kota dan Pertumbuhan Pintar (Smart Growth).
Ilmu wilayah
Pada tahun 1950-an, gerakan ilmu wilayah muncul, dipimpin oleh Walter Isard
untuk menghasilkan lebih banyak dasar kuantitatif dan analitis pada
masalah geografi, sebagai tanggapan atas pendekatan kualitatif pada
program geografi tradisional. Ilmu wilayah berisi pengetahuan bagaimana
dimensi keruangan menjadi peran penting, seperti ekonomi regional, pengelolaan sumber daya, teori lokasi, perencanaan kota dan wilayah, transportasi dan komunikasi, geografi manusia, persebaran populasi, ekologi muka bumi dan kualitas lingkungan.
Pendidikan tinggi
Di Indonesia, perguruan tinggi yang membuka program studi Geografi
sebagai ilmu murni hanya tiga perguruan tinggi negeri, yaitu Universitas
Indonesia (UI), UGM (Universitas Gadjah Mada), dan UM (Universitas
Negeri Malang) dan satu perguruan tinggi swasta (Universitas
Muhammadiyah Surakarta). Sedangkan program studi Pendidikan Geografi ada
di 45 perguruan tinggi.
UGM, Geografi telah berkembang lebih jauh sehingga menjadi Fakultas tersendiri sejak tahun 1963, yaitu Fakultas Geografi. Saat ini telah mempunyai jenjang pendidikan tinggi dari D3 (diploma) Penginderaan Jauh dan SIG, S1, S2 dan S3. Fakultas Geografi UGM juga mempelajari ilmu Perencanaan dan Pengembangan wilayah.
Di UI, Geografi menjadi jurusan dari Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA). Geografi dipelajari sebagai bagian terapan
ilmu-ilmu murni sejajar dengan Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi.
Fakultas Geografi UMS didirikan oleh sejumlah alumni dan dosen
Fakultas Geografi UGM. Para Alumni Pendidikan Tinggi Geografi kemudian
membentuk sebuah asosiasi profesi yang disebut dengan Ikatan Geografiwan
Indonesia (IGI). Disamping itu, dalam wadah yang lebih sempit, para
Geografiwan dari UGM juga mempunyai wadah Ikatan Geografiwan Universitas
Gadjah Mada (disingkat IGEGAMA).
Bakosurtanal, salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)
berkumpul banyak alumni Geografi, baik dari UI, UGM maupun UMS.
Langganan:
Postingan (Atom)
Pengertian Media Pembelajaran